SENTRA INDUSTRI BATIK KHAS SRAGEN

>> Senin, 24 Agustus 2009



Solo,Yogyakarta, dan Pekalongan adalah kota-kota yang selama ini lebih dikenal sebagai pusat batik di Indonesia. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, pusat-pusat produksi batik pun dapat ditemukan di daerah lain di Jawa Tengah.

Kabupaten Sragen, misalnya, memiliki dua sub sentra batik yakni Kecamatan Plupuh dan Masaran. Kawasan tersebut memiliki beberapa desa penghasil batik. Letak mereka pun berdekatan, saling berseberangan di sisi utara dan selatan Sungai Bengawan Solo. Karena berada di pinggiran sungai atau kali --dalam bahasa Jawa, industri Batik di kawasan tersebut juga dikenal dengan sebutan Batik Girli (Pinggir Kali). Tapi ada juga yang mengenalnya dengan sebutan batik Kliwonan, mengambil nama salah satu desa produsen yang berlokasi di Kecamatan Masaran.

Di sentra batik Kliwonan terdapat 85 UKM yang mampu menyerap sekitar 5000 tenaga pembuat batik. Sementara secara keseluruhan terdapat 15.000 pembuat batik yang tersebar di semua wilayah Kabupaten Sragen. Dalam setahun mereka mampu menghasilkan batik jenis katun sebanyak 50.000 potong dan batik jenis sutera dari alat tenun bukan mesin sebanyak 365.000 potong. Batik yang dihasilkan dari sentra industri batik Girli tersebut kemudian disetorkan ke juragan batik Solo dan diberi label pengepul ataupun dijual langsung ke pemilik kios di Pasar Klewer Solo.

Maka tak mengherankan bila batik Kliwonan alias batik Sragen menjadi tidak pernah terdengar. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Sragen lalu menetapkan sentra batik Girli menjadi kawasan wisata terpadu, dengan nama pencitraan (brandmark) Desa Wisata Batik Kliwonan. Kawasan desa wisata batik ini sekaligus diarahkan menjadi kawasan kunjungan wisata, pusat pengembangan, pelatihan, dan pemasaran batik khas Sragen.

Motif batik Sragen pada umumnya identik dengan Batik Solo dan Yogyakarta, karena para pionir pengusaha batik Sragen adalah buruh juragan batik di Solo di masa silam. Namun, generasi yang lebih muda kini mulai berani memembuat motif batik yang berbeda dari batik Solo. Perbedaan yang mulai muncul adalah batik Sragen cenderung memiliki warna dasar lebih terang, sedangkan motifnya memadukan corak baku/klasik dengan gambar flora dan fauna.

Pintu masuk menuju Sentra Batik khas Sragen dapat diakses melalui daerah Gronong, Kecamatan Masaran, 17 km arah timur laut dari kota Solo. Tepatnya 100 m sebelah utara gapura batas Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen. Pintu masuk berikutnya adalah sebelah barat Pasar Masaran, di JL Solo-Sragen Km. 20.

0 komentar:

Powered By Blogger

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP